Kisah Kratos di God of War II Dewa ke Pengkhianat Olympus

0 0
Read Time:3 Minute, 59 Second

Kisah Kratos di God of War II Dewa ke Pengkhianat Olympus

   Ketika seseorang menempati posisi terhormat sebagai dewa,God of War II kita cenderung berpikir bahwa puncak kekuasaan telah diraih. Tapi tidak demikian bagi Kratos. Dalam sekuel aksi legendaris yang dirilis di era PlayStation 2, kita menyaksikan bagaimana sang Dewa Perang justru menjadi musuh para dewa itu sendiri. Inilah kisah epik yang tidak hanya menyuguhkan pertarungan brutal, tetapi juga drama penuh pengkhianatan dan pembalasan dendam.


Latar Belakang: Dari Manusia Biasa Menuju Ketuhanan

Kratos sebelumnya adalah prajurit Sparta yang membuat perjanjian tragis dengan Ares, Dewa Perang, untuk memenangkan pertempuran. Namun perjanjian itu justru membawa pada kehancuran keluarganya sendiri. Dalam game sebelumnya, Kratos berhasil membunuh Ares dan mengambil posisinya sebagai dewa.

Namun gelar itu tidak membawa kedamaian. Sebaliknya, Kratos menjadi lebih haus akan kekuasaan dan pengaruh. Ia memimpin pasukan Sparta menaklukkan kota demi kota, membuat para dewa lainnya gerah.


Pengkhianatan dari Olympus

Zeus, pemimpin para dewa, menganggap tindakan Kratos terlalu berbahaya. Maka, saat Kratos dalam keadaan terlemah saat bertarung di Rhodes, Zeus turun tangan. Ia memberikan pedang yang konon bisa menyelamatkan Kratos, namun ternyata pedang itu digunakan untuk menghancurkannya.

Dikhianati oleh dewa tertinggi, kehilangan kekuatannya, dan dibunuh oleh ayahnya sendiri—itulah titik balik Kratos. Namun kematian bukan akhir, melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar.


Bangkit Bersama Gaia dan Kaum Titan

Ketika jiwanya melayang di dunia bawah, Kratos diselamatkan oleh Gaia, salah satu Titan yang dulu dikalahkan oleh dewa-dewa Olympus. Gaia mengungkapkan bahwa Zeus melakukan pengkhianatan yang sama terhadap ayahnya, Kronos. Kini, Kratos menjadi pion balas dendam para Titan terhadap para dewa.

Dari sinilah petualangan sesungguhnya dimulai. Kratos mencari jalan untuk mengubah takdirnya sendiri. Tujuannya bukan hanya mengalahkan Zeus, tetapi membalikkan jalannya waktu dengan bantuan Sisters of Fate.


Perjalanan Melawan Takdir

Selama perjalanannya, Kratos menghadapi berbagai makhluk mitologi seperti Griffin, Minotaur, dan bahkan pahlawan Yunani seperti Theseus dan Perseus. Tapi tantangan terbesarnya bukan hanya fisik—melainkan juga moral.

Setiap tindakan Kratos membawa dampak. Ia membunuh bukan karena keadilan, tetapi karena kemarahan. Pemain dipaksa bertanya: apakah ia pahlawan atau hanya alat balas dendam?


Senjata Baru dan Sistem Bertarung yang Ditingkatkan

Kratos tak lagi hanya mengandalkan Blades of Athena. Ia memperoleh senjata seperti Barbarian Hammer, Spear of Destiny, dan Blade of Olympus. Setiap senjata memberikan gaya bermain berbeda, membuka variasi dalam strategi pertempuran.

Kemampuan sihir yang dikaitkan dengan dewa tertentu juga menambah kedalaman gameplay. Misalnya, Cronos’ Rage, yang memanggil energi petir menghantam musuh di sekitarnya.


Cermin Dunia Nyata tentang Kekuasaan dan Harga Diri

Menurut ulasan di situs toto 4d, kisah Kratos adalah alegori tentang kekuasaan yang diraih dengan cara kelam dan bagaimana harga diri seringkali membawa kita pada konflik yang tidak ada habisnya.

Kratos bukan dewa ideal. Ia penuh dendam, amarah, dan luka masa lalu. Namun justru karena itulah ia menjadi karakter yang begitu manusiawi. Ia adalah refleksi dari kita semua—mereka yang pernah jatuh, dikhianati, dan dipaksa untuk berdiri sendiri.


Pertarungan Melawan Para Suster Takdir

Untuk mengubah nasibnya, Kratos harus menghadapi Clotho, Lachesis, dan Atropos—Sisters of Fate. Pertarungan melawan mereka tidak hanya sulit secara mekanik, tetapi juga secara filosofis. Mereka adalah simbol keterikatan manusia pada waktu dan nasib.

Dengan mengalahkan mereka, Kratos menunjukkan bahwa seseorang bisa menulis ulang jalan hidupnya sendiri—dengan kekuatan, tekad, dan kadang… pengorbanan.


Klimaks: Membuka Perang Baru

Akhir game ini menyuguhkan pemandangan luar biasa: Kratos kembali ke masa lalu, mengubah jalannya sejarah, dan membawa para Titan ke masa kini untuk menyerbu Olympus. Ia berdiri di atas Gaia sambil berseru bahwa zaman para dewa akan segera berakhir.

Ending ini menjadi jembatan yang sempurna menuju sekuelnya dan menegaskan bahwa Kratos bukan hanya pengkhianat Olympus—tetapi ancaman bagi seluruh tatanan dewa.


Musik, Atmosfer, dan Presentasi Sinematik God of War II

Soundtrack garapan Gerard Marino dan team memperkuat nuansa epik dalam setiap pertarungan dan cutscene. Suara drum, senar, dan paduan suara menghadirkan perasaan agung sekaligus mengintimidasi. Atmosfer Yunani kuno dalam game ini terasa otentik dan penuh kekuatan.

Desain level dibuat beragam—mulai dari langit tinggi Olympus hingga kedalaman Tartarus. Semua dipenuhi puzzle lingkungan yang menantang dan memperkaya narasi secara visual.


Warisan yang Abadi di Dunia Video Game

Game ini menjadi acuan bagi banyak game aksi setelahnya. Ia menetapkan standar baru dalam hal storytelling, skala pertarungan, dan desain karakter.

Lebih dari itu, game ini memperlihatkan bahwa karakter utama tidak harus sempurna atau suci untuk membuat pemain terhubung. Kratos, dengan segala keburukannya, justru menjadi ikon karena sifat manusiawinya yang nyata.

Baca juga : Game Mendahului Zamannya Kisah Unik di Metal Gear Solid 2

Refleksi Akhir: Dewa atau Iblis dalam Diri?

Kratos memulai game ini sebagai Dewa Perang, dan mengakhirinya sebagai ancaman bagi seluruh Olympus. Perjalanan itu menunjukkan bahwa kekuasaan bisa membuat seseorang besar, tapi juga bisa menghancurkannya.

Ia tidak lagi menjadi alat para dewa. Ia juga bukan penyelamat dunia. Ia adalah seseorang yang ingin menulis ulang kisahnya sendiri, meski harus membakar segalanya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %